KOLEKSI MUSEUM SOEGARDA

Wayang suket

Wayang suket adalah wayang yang terbuat dari rumput atau suket –dalam bahasa Jawa-. Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit. Hanya saja dalam membentuk karakter tokoh membutuhkan kedetailan tersendiri karena hanya dilakukan dalam satu warna. Kreasi ini merupakan hasil dari kreativitas Kasan Wikrama Tunut atau Mbah Gepuk (lahir 1905) yang berasal dari Desa Wlahar, KecamatanRembang. Wayang ini dibuat dengan bahan dasar rumput kasuran, jenis rumput yang hanya tumbuh pada bulan Sura atau Suro dalam sistem kalender Jawa.

 

Wayang ini pertama kali dikenalkan kepada masyarakat melalui ajang Perkemahan Wira Karya Nasional (PWN) tahun 1990 di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Sebelum menekuni seni kerajinan wayang suket, Mbah Gepuk juga dikenal sebagai seniman.

 

Struktur wayang suket Mbah Gepuk dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: (1) Bagian atas atau kepala yang dibuat sederhana dengan tiga jenis anyaman; yaitu gedheg, kelabangan dan tikaran. (2) Bagian tengah; badan, tangan sampai perut terlihat hampir sama seperti wayang kulit, dengan tiga pola anyaman seperti bagian kepala. (3) Bagian bawah; yaitu busana dibuat seperti menyerupai bentuk wayang kulit, dengan variasi ornamen sehingga tampak indah. Pada bagian bawah ada 4 jenis anyaman yaitu anyaman gedheg, kelabangan, tikaran dan sarang lebah.

 

Wayang Suket Mbah Gepuk saat ini merupakan salah satu Warisan Budaya Tak Benda kategori Teknologi Tradisional (anyaman).

id_ID