KOLEKSI MUSEUM mpu tantular

Durga Mahesasuramardhini

Durga Mahesasuramardhini menjadi koleksi Unit Pelaksana Teknis Museum Negeri Mpu Tantular  sejak tanggal 11 Juni 1976 dengan nomer Inventaris koleksi 04.1966 AK dan saat ini ditempatkan di Ruang Pameran Tetap Museum. Pada Tahun 2016 Koleksi Durga MahesaSuramardhini sudah ditetapkan sebagai benda Cagar Budaya peringkat Provinsi Jawa Timur dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur No : 188 / 784/KPTS/013/2016

Arca Durga Mahesasuramardhini ini berasal dari Candi Jawi. Arca ini menjadi sangat menarik dan spesifik karena ikonografinya berbeda dengan Durga dari Jawa Timur pada umumnya. Durga Mahesasura Mardhini adalah makhluk ciptaan para dewa, ketika istana dewa (nirwana) diserang oleh raksasa berwujud kerbau (mahesa). Durga adalah salah satu perwujudan dari Parwati dalam bentuk krodha (marah). Dalam mitologi agama Hindu disebutkan bahwa ketika istana para Dewa diserang oleh raksasa yang berwujud kerbau (mahesa), maka para Dewa menciptakan Durga yang kemudian dilengkapi berbagai atribut dan senjata oleh seluruh Dewa yang menghuni surga. 

Berbekal senjata dari para dewa tersebut akhirnya Durga berhasil mengalahkan mahesa, karena itulah dalam pengarcaannya Durga selalu digambarkan berdiri diatas mahesa (kerbau jantan) dan disebut dengan Durga Mahesasuramardhini atau Durga yang berhasil mengalahkan Mahesa. Digambarkan dalam sikap Tribhangga, diatas lapik mahesa.

Mempunyai 8 (delapan) tangan yang masing-masing membawa atribut sebagai berikut : Tangan Kanan membawa cakra (roda dunia), keris / bethok, bana (anak panah) dan memegang ekor mahesa sedangkan tangan kiri masing-masing membawa sankha bersayap, dhanu (gendewa), khetaka (perisai) dan memegang kepala Asura yang digambarkan di sebelah kanan Durga berdiri di atas kepala kerbau (mahisa). Di belakang kepala Durga terdapat Sirascakra yang dihiasi dengan motif lidah api, mengenakan karanda makuta, anting-anting (kundala), kalung (hara), klat bahu (upavita), gelang tangan (valaya), ikat dada (kankana), ikat pinggang, sampur dan kain sebatas tumit.

Ikonografi Dewi Durga selalu berupa dewi yang berdiri di atas badan kerbau (mahisa) hal ini untuk menggambarkan kemenangan dewi Durga ketika melawan Asura berwujud kerbau (mahisasura) sehingga Dewi Durga disebut Durga Mahisasuramardhini atau Durga pembunuh raksasa berwujud kerbau.

Sebagaimana legenda yang menyertai keberadaan tokoh Durga maka bentukm Ikonografinyapun sangat bervariatif, secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bentuk perwujudan arca Durga Mahisasuramardhini, yaitu :

  1. Durga digambarkan dalam sikap Alidhasana dengan kepala mahisa menghadap ke kanan
  2. Durga digambarkan dalam sikap Alidhasana dengan kepala mahisa menghadap ke kiri
  3. Durga digambarkan dalam sikap kangkang dengan berdiri di atas badan mahisa

Dalam suatu bangunan suci (candi) Siwa Hindu biasanya arca dewi Durga diletakkan di bilik candi (sisi utara) bersama dengan keluarga dewa Siwa  lainnya yaitu Siwa Mahadewa, Agastya dan Ganesha.

 

SEJARAH

Kitab Markandeya Purana menyebutkan bahwa dewi Durga tercipta akibat dari terkumpulnya kemurkaan para dewa terhadap serangan para raksasa (asura) yang tidak segera terselesaikan. Beberapa mytlogi menceritakan kehebatan dewi Durga dalam peperangan antara lain diceritakan bahwa Durga dengan mengendarai harimau, mendaki gunung Windaya yang merupakan kdiaman raksasa Mahisasura untuk menantangnya di medan pertempuran. Mahisasura adalah raksasa yang berniat mengusir para dewa dipimpin oleh Dewa Indra dari swagaloka. Raksasa ini memiliki kesaktian yang luar biasa, tidak dapat dikalahkan oleh Dewa Indra dan Kumara (kepala pasukan pengawal kahyangan), sehingga para dewa bersepakat menyatukan kekuatannya untuk diberikan kepada Durga. 

Dari kemurkaan para dewa tersebut muncullah sosok wanita cantik yang sangat sakti, bahkan dalam mitologinya disebutkan bahwa mukanya dari dewa Siwa, tangan-tangannya dari dewa Wisnu, dada terbentuk dari tenaga dewa Candra, perut dari dewa Surya, jari dari dewa Vasu, giginya dari dewa Prajapati, rambut dari dewaYama, mata ketiga dari dewa Agni, telinga dari dewa Vayu. Selain perwujudannya, para dewa juga melengkapi Durga dengan berbagai senjata untuk menghadapi raksasa (Asura) yaitu :

  1. Pinaka menghadiahi trisula
  2. Visnu menghadiah cakra
  3. Varuna menghadiahi sankha
  4. Agni menghadiahi sakti
  5. Maruta menghadiahi dhanu dan setabung sara
  6. Indra mnghadiahi vajra dan gentha
  7. Yama menghadiahi tongkat
  8. Vaya menghadiahi pasa
  9. Prajapati menghadiahi kalung dari kerang
  10. Brahma menghadiahi khadga dan khetaka
  11. Lautan Susu memberikan kalung manik-manik
  12. Visvakarman memberikan anting-anting, gelang, hiasan bulan sabit,cincin dan sebuah kapak perang
  13. Kuvera menghadiahi sebuah cangkir lengkap dengan anggur
  14. Sesamenghadiahi kalung berbentuk ular dilengkapi dengan batu permata
  15. Himavat menghadiahi seekor singa dengan vahananya

Dalam kitab Amarakosa, Dewi Durga juga dianggap sebagai penjelmaan Uma atau Parvati dalam bentuk krodha, dalam bentuk ini dianggap sebagai manifestasi dari dewi Kali yang banyak dipuja di India untuk tujuan mendapatkan keselamatan dan kemenangan. Dalam kitab Mahabharata dan Harivamsa dianggap sebagai adik Kresna dan anak kesayangan dari Yashoda.

Dalam Ikonografinya dewi Durga selalu digambarkan mempunyai tangan lebih dari 4 (empat), hal ini bertujuanuntuk menggambarkan kekuatan Durga sebagai tokoh yang berhasil mengalahkan raksasa (asura).

Dalam kitab Agama, dewi Durga mempunyai beberapa penggambara yang kemudian dikenal sebagai Nava-Durga yaitu Nilakanthi, Kshemankari, Haerasiddhi, Rudramsa-Durga, Vana-Durga, Agni-Durga, Jaya-Durga, Vidhyayasi-Durga, Ripumari-Durga.

Peristiwa kemenangan inilah yang kemudian menjadi salah satu ciri khas ikonografi dewi  Durga sebagai dewi cantik yang berhasil mengalahkan raksasa (asura) sehingga banyak dipuja sebagai Dewi Penyelamat dan Dewi Penghalang Rintangan.

id_ID