Alat yang digunakan untuk memanen padi berupa pisau kecil, cara memegang alat tersebut dengan menyelipkan di dalam kepalan tangan, cara memotongnya dengan memotongkan tangkai bulir padi satu per satu. Pada masyarakat di Jawa, seperti masyarakat Sunda terdapat kepercayaan bahwa memanen padi harus dengan ani-ani. Hal tersebut dilandasi kepercayaan bahwa padi merupakan penjelmaan dari Dewi Sri yang harus diperlakukan secara hormat, halus, dan lembut, yaitu dengan memotong tangkai bulir padi satu per satu.
Ani-ani juga merupakan salah satu piranti yang digunakan dalam ritual Wiwitan. Ritual tersebut biasanya dilaksanakan sebelum panen sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada bumi serta kepada Dewi Sri yang telah menumbuhkan padi. Setelah ritual tersebut biasanya pemilik sawah membagikan makanan kepada warga masyarakat sebagai bentuk rasa syukur dan untuk menjalin hubungan sosial serta silaturahmi. Makanan yang disebut dengan Sega Wiwit terdiri atas nasi gurih, daging ayam, sayur nangka, tahu, tempe, kerupuk, peyek, teri, telur, thontho yang biasanya dibungkus dengan daun pisang atau daun pohon jati.