Loro Blonyo adalah wujud penggambaran figur Sri dan Sadana. Merupakan wujud oposisi biner berupa figur pengantin laki-laki dan perempuan. Dalam kultur Jawa, merupakan simbol kesuburan dan kemakmuran. Biasanya diletakkan di Senthong Tengah, ruang paling sakral dalam struktur rumah tradisional Jawa. Di tempat inilah pemujaan kepada Dewi Sri dilakukan dengan harapan tidak hanya untuk kesuksesan panen, tetapi juga untuk kebahagiaan rumah tangga. Selain itu, Senthong Tengah merupakan tempat untuk menyimpan sebagian hasil panen padi. Jaman dahulu tempat ini juga biasa digunakan untuk malam pertama sepasang pengantin. Loro Blonyo juga merupakan simbolisme dari konsep Purusa (Bapa Akasa / aspek maskulin) dan Pradana/Prakerti (Ibu Pertiwi/ aspek feminim).