Kolenjer, alat penanggalan masyarakat Kanekes Baduy, Lebak Banten dan berlaku turun temurun.
Kolenjer terbuat dari kayu, berbentuk papan. Ukurannya kurang lebih 6 x 25 cm.
Permukaannya ditandai garis-garis dan titik-titik. Orang yang menggunakannya adalah Puun. Tapi dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian orang yang terbiasa menggunakan adalah bujangga
Fungsi menentukan naptu tanggal, naptu poe, dan wanci. Naptu tanggal adalah menghitung bulan. Naptu poe untuk menghitung poe. Sedangkan naptu wanci dipakai untuk meramal nasib baik, perjodohan dan lain-lain.
Ada tiga fungsi kolenjer dalam hal meramal yang mengacu pada aneka jenis kolenjer itu sendiri.
Pertama, Kolenjer indit-inditan, adalah kolenjer yang digunakan untuk menentukkan hari dan arah mana bila hendak berpergian.
Kedua, kolenjer durujana. Kolenjer ini digunakan oleh orang yang mengalami pencurian, dalam arti mencari siapa pelaku yang telah melakukan pencurian.
Ketiga, kolenjer bajo. Arti kata bajo sendiri adalah bajak laut, maka kegunaan kolenjer bajo adalah untuk menyerang atau membinaskan orang lain. Penggunaan kolenjer ini dirahasiakan oleh masyarakat kanekes kolenjer sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat Kanekes. Hal ini sangat masuk akal karena kolenjer telah menjadi alat atau ilmu pengetahuan yang bersentuhan dengan kehidupan keseharian masyarakat Kanekes. Pengetahuan akan kolenjer menjadi penting bagi masyarakat