Gg. Pancasila, Kanutan, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Kab. Bantul , DIY
Museum Wayang Beber Sekartaji didirikan pada tanggal 01 Oktober 2017 oleh Indra Suroinggeno, dan di resmikan oleh Bupati Bantul Bapak Drs. H. Suharsono. Museum ini merupakan museum pertama di Indonesia bahkan di Dunia yang Berfokus pada Wayang Beber. Menampilkan Lukisan Wayang Beber Kuno dan Wayang Beber dari Maestro Wayang Beber Karya Bapak Tugiman Hadisuwarno, Bapak Djarot, Ibu Hermin Istiariningsih, Dani Iswardana, Seruni Bodjawati, Agus Nuryanto, Indra Suroinggeno, dan seniman Wayang Beber lainnya. Museum ini kami dirikan atas dasar kecintaan kami terhadap kebudayaan Nusantara, khususnya Wayang. Dari sekian banyak jenis Wayang di Nusantara, Wayang Beber begitu istimewa karena isi cerita Wayang Beber merupakan hasil karya asli kearifan lokal. Proses perjalanan panjang hasil karya agung leluhur dari Relief Candi berkembang ke dalam media daun Rontal kemudian kulit kayu yang bisa disebut Dlancang .
Museum ini dinamai SEKARTAJI karena merupakan sebuah Condrosengkolo, singkatan bahasa Jawa : “ SEMEDI CAKRA JAWATA AJI”. Melambangkan angka 1951 Tahun Jawa atau Tahun 2017 Masehi. Penanda berdirinya Museum Wayang Beber Sekartaji. SEMEDI CAKRA JAWATA AJI mempunyai makna yang istimewa yaitu “Meditasi Menuju Pusat Energi Dewa Dewa Agung”. Energi kasih semesta yang kami jaga dengan Nguri Uri Kabudayan.
Nama SEKARTAJI juga di dalam salah satu cerita Wayang Beber, Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana) merupakan tokoh utama, pasangan hidup Panji Asmorobangun. Mengambil penokohan seorang perempuan karena terinspirasi oleh beberapa tokoh perempuan yang begitu gigih berjuang dalam kesabaran dan kesetiaan.
Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa Pra Islam dan berkembang di Pulau Jawa. Dinamakan Wayang Beber karena lembaran-lembaran (Beberan) yang digambar menjadi sebuah rangkaian cerita Purwa yang berisi Arjuna Wiwaha, Bratayuda dan Arjuna Sasrabahu, Panji di Jenggala, Damar Wulan, dan karya Wayang Beber pada era Kartasura. Wayang Beber termasuk jenis wayang telah tua usianya dan berasal dari masa akhir zaman Hindhu di Jawa. Pada mulanya Wayang Beber melukiskan cerita-cerita Mahabarata, tetapi kemudian beralih dengan cerita-cerita Panji yang berasal dari kerajaan Jenggala pada abad XIV XV (S.Haryanto 1988:41). Menurut Kitab Sastromirudo, Wayang Beber di buat pada Tahun 1283, dengan Condrosengkolo, Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo. Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bhre Wijaya, Raden Sungging Prabangkara, dalam pembuatan Wayang Beber. Wayang Beber juga memuat banyak cerita Panji Asmorobangun yang merajut cintanya dengan Dewi Sekartaji (Sumber: Wikipedia).
Berdirinya Museum Wayang Beber Sekartaji di Bantul juga karena bukan tanpa alasan. Sejarah kuat bahkan asal usul kata Bantul saling terhubung dalam rantai sejarah panjang. Legenda lain yang memuat berita pertunjukan Wayang Beber adalah Babad Mataram. Dalam babad ini diceritakan bahwa pada masa pemerintahan Panembahan Senopati, tersebutlah seorang tokoh sakti yang bernama Ki Ageng Wanabaya dari desa Mangir yang membela diri terhadap kekuasaan Mataram. Panembahan Senopati berusaha menaklukkan dengan mengirim bala tentara tetapi tidak mampu mengalahkan kesaktian Ki Ageng Mangir. Panembahan Senopati akhirnya memerintah anak perempuannya yang yang bernama Putri Pembayun untuk menyamar sebagai Waranggana dalam sekelompok seniman pengamen Wayang Beber.
Ketika kelompok pengamen itu sampai di desa Mangir, ternyata kecantikan Putri Pembayun yang menyamar sebagai pesindhen berhasil mengikat hati Ki Ageng Mangir Wanabaya, akhirnya diambil sebagai istrinya. Pada suatu hari terbukalah kedok penyamaran Putri Pembayun bahwa ia adalah anak perempuan Panembahan Senopati. Ki Ageng Wanabaya sangat marah, namun karena Pembayun sudah hamil, akhirnya kemarahannya reda, bahkan ia dengan reladiajak istrinya pergi menghadap Panembahan Senopati. Malang Nasib Ki Ageng Mangir, ketika sedang sujud berdatang sembah kepada mertuanya, kepalanya justru dibenturkan ke batu alas duduk mertuanya sehingga berakhir dengan kematiannya (Babad Mangir, th: 98-107; Album Wayang Beber Pacitan, Yogyakarta, 1983/1984:4-5; Juga dikutib Sumanto, Studi komparatif pertunjukan Wayang Beber Lakon Jaka Kembang Kuning dengan Remeng Mangunjaya, Yogyakarta 2011: 24).
Wayang Beber sendiri keadaannya begitu memprihatinkan jika dibandingkan dengan Wayang Kulit. Masyarakat sekarang ini lebih banyak mengenal Wayang Kulit daripada Wayang Beber. Semoga Museum Wayang Beber Sekartaji bisa membangkitkan lagi kejayaan Wayang Beber seperti pada masanya dan dapat menjadi pondasi hidup yang akan selalu lestari bahkan sampai ke generasi selanjutnya.
Wayang beber sendiri adalah nenek moyang wayang kulit dan perlu dilestarikan. Sejak didirikan museum telah dikunjungi ribuan tamu, baik dari dalam negeri maupun tamu asing. Dengan kehadiran tamu tersebut secara tidak langsung membawa dampak baik bagi kesejahteraan warga sekitar museum, dengan adanya kebutuhan home stay bagi tamu, makan minum dan sebagainya yang kesemuanya di kelola masyarakat sekitar. Juga sudah dilakukan kunjungan desa wisata yang memungkinkan tamu untuk berkunjung diusaha kerajinan warga, budidaya jamur, dan sebagainya. Museum Wayang Beber sekartaji juga mempunyai Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit yang memberi wadah anak anak untuk belajar budaya Nusantara. Tentunya hal tersebut juga berdampak baik bagi perkembangan dan citra Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Museum Wayang Beber Sekartaji terdiri dari tiga ruang inti, Ruang Sabda (Pagelaran) yang berfungsi untuk menyajikan Pementasan Wayang Beber bersama Sanggar Bhuana Alit. Ruang Kedua adalah Ruang Palon (Penyimpanan) dalam artian ruang tersebut tersimpan koleksi koleksi Wayang Beber. Ruang Ketiga adalah Ruang Serat (Naskah Kuno). Di dalam Ruang Serat terdapat Koleksi Lontar, Naskah,dan Perhiasan Kuno. Adapula Ruang yang dipergunakan untuk Membuat Kertas Kuno (Dluwang) Menggambar Wayang Beber dan Edukasi Aksara Jawa.
Jaya Jaya Wijayanti. Rahayu Nusantara.
Museum Wayang Beber Sekartaji memiliki koleksi-koleksi unggulan di bawah ini :
Copyright © 2022 Pameran Bersama Ranggawarsita