Tengkorak manusia, kayu, manik-manik, tekstil
Teluk Cendrawasih, Papua
Diperoleh sebelum 1914
No. Inv. 17632
Orang Papua di Teluk Cendrawasih mempercayai adanya dua roh rur dan nin dalam satu tubuh. Saat kematian, tubuh (baken saprop) akan rusak dan dipindahkan ke suatu tempat khusus, dunia jasad (yen aibui). Roh (rur) dan bayangan roh (nin) mengambil tempatnya sendiri. Rur akan pergi ke dunia roh dan di langit (nanggi). Nin akan berdiam di korwar bersama orang hidup. Nin atau bayangan roh yang berada di korwar dipercaya memberi kekuatan untuk menjaga keluarga, memelihara kebun, mendatangkan hujan, menjauhkan penyakit, dan juga menyusahkan, menyakiti dan menakuti orang yang masih hidup.
Korwar hanya dibuat untuk pemimpin-pemimpin yang dianggap penting, laki-laki maupun perempuan. Masyarakat biasa akan membuat korwar dari kayu yang disebut amfi anir. Bagi kepala suku dan tetua adat klen atau marga dibuat korwar yang bagian kepalanya berisi tengkorak mereka, disebut amfi anir opur bukor.
Lokasi Ruang Pamer Museum Nasional :
Gedung A, Galeri Sejarah Kebudayaan Indonesia