Keris Singa Barong merupakan koleksi Museum Tosan Aji, keris tersebut hibah dari R. Untung Subargo (Kendalrejo, Pituruh). Keris tersebut bukanlah keris sembarangan karena hanya dimiliki atau digunakan oleh orang-orang tertentu seperti raja atau seorang penguasa sehingga derajat dari keris tersebut tinggi. Keris ini berdhapur singa barong, dengan gandik gambar singa duduk sehingga disebut singa barong. Lambang intan di dalam mulut singa (ngêmut intên) sebagai lambang meredam sifat amarah, kekerasan (galak).
Keris Singa Barong ini ber-luk 5, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris diberi kemampuan lancar berbicara dan orang yang diajak bicara akan terpikat dan terpengaruh. Pamor Keris Singa Barong adalah beras wutah. Bêras wutah artinya beras yang tumpah atau berceceran dengan ciri-ciri terdapat bercak-bercak yang banyak pada bilah keris. Makna pamor beras wutah adalah beras melebihi tempatnya (tumpah) yang menggambarkan dalam kondisi tersebut di dalam pandangan masyarakat Jawa dianggap sebagai rejeki berlimpah dan memiliki tuah kewibawaan, kemakmuran, mendatangkan rejeki.